Dragonflies (including damselflies) provide many benefits within ecosystems. One of their important roles is as predators of mosquitoes that may carry Plasmodium, the parasite that causes malaria. Recognizing this potential of their ecological service, Puji Lestari and her team from Endemic Indonesia Society visited the Office of Environmental Health, Ministry of Health of the Republic of Indonesia (BBKL Kemenkes) to discuss the potential role of dragonflies as natural predators of malaria vectors around the Menoreh Hills. The visit took place at the BBKL office in Salatiga on Thursday, 28 August 2025.
The Endemic Indonesia Society team received a warm welcome from BBKL officers. They presented their research on Drepanosticta sundana in Menoreh, followed by an engaging discussion with the officers. The BBKL officers provided valuable insights, including suggestions to expand the research from field studies to laboratory analysis, such as using DNA metabarcoding methods. Moreover, BBKL expressed openness to future collaboration in exploring the potential of dragonflies and damselflies as natural controls for malaria, particularly in the Menoreh Hills region.
[This visit was part of ongoing research on Drepanosticta sundana in the Menoreh Hills, supported by The Rufford Foundation].
-------
Capung memiliki banyak peran dalam ekosistem, salah satunya yaitu menjadi predator/pemangsa nyamuk yang berpotensi membawa parasit plasmodium. Parasit ini adalah penyebab penyakit malaria. Menyadari potensi kebermanfaatan capung ini, Puji Lestari dan tim dari Endemic Indonesia Society (EIS) melakukan kunjungan ke Balai Besar Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (BBKL Kemenkes) untuk berdiskusi terkait potensi manfaat capung dalam mengontrol vektor malaria di kawasan Menoreh. Kunjungan dilaksanakan di kantor BBKL Salatiga pada hari Kamis 28 Agustus 2025.
Tim dari Endemic Indonesia Society datang dan diterima dengan baik oleh pihak BBKL Salatiga kemudian dilanjutkan dengan presentasi oleh tim Endemic Indonesia Society. Selepas presentasi, tim melakukan diskusi dan mendapat berbagai arahan strategis dari BBKL Salatiga , di antaranya terkait penyusunan roadmap penelitian serta pelaksanaan riset laboratorium untuk mendukung penerapan teknik DNA metabarcoding dalam mengidentifikasi jenis mangsa capung. Pihak BBKL juga menyampaikan dukungan positif dan menyambut baik peluang kerja sama dengan Endemic Indonesia Society. Melalui pertemuan ini diharapkan terjalin sinergi yang konstruktif antara Endemic Indonesia Society dengan BBKL Salatiga dalam mengkaji lebih lanjut potensi capung, terutama Drepanosticta sundana, sebagai agen pengendali vektor malaria di kawasan Menoreh.
[Kunjungan ini adalah bagian dari penelitian Drepanosticta sundana di kawasan Menoreh yang didukung oleh The Rufford Foundation].

.png)
.png)
0 Comments